Senin, 26 Oktober 2015

Validitas dan Reabilitas




Validitas
Azwar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur. Suryabrata (2000: 41) menyatakan bahwa validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan dengan tepat ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur, akan tergantung dari tingkat validitas tes yang bersangkutan. Sudjana (2004: 12) menyatakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Suatu tes yang valid untuk tujuan tertentu atau pengambilan keputusan tertentu, mungkin tidak valid untuk tujuan atau pengambilan keputusan lain. Jadi validitas suatu tes, harus selalu dikaitkan dengan tujuan atau pengambilan keputusan tertentu.  
Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas empiris atau validitas kriteria. Validitas isi suatu tes mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat penguasaan terhadap isi atau konten atau materi tertentu yang

Minggu, 25 Oktober 2015

REFLEKSI 7 FILSAFAT ILMU

Selasa tanggal 20 oktober kami kembali kuliah  filsafat ilmu untuk program studi pendidikan S2 matematika kelas A angkatan tahun 2015. Kuliah seperti biasa dilaksanakan pada pukul 11.10-12.50 digedung lama pascasarjana ruang 305B sebelum memulai perkuliahan seperti biasa bapak Prof.Dr Marsigit mempersilahkan kami untuk berdoa menurut kepercayaan kami masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dari bapak.
Struktur itu banyak beragam jenisnya juga berstruktur. Siang dan malam itu struktur dunia. Orang itu mengakaminya paham atau tidak paham. Tumbuhan mengalaminya paham atau tidak paham. Hewan mengalaminya sadar atau tidak sadar dia didalam struktur dunia dalam bentuk sederhana siang dan malam. Atas da bawah itu juga strukturkiri dan kanan itu juga struktur. Jauh dan dekat itu juga struktur karena berfilsafat itu intensif dan ekstensif. Dalam sedalam dalamnya dan luas seluas-luasnya. Cuma jika kita mengidentifikasi semua struktur maka tidak akan pernah selesai. Maka kita ambil struktur yang istimewa yang strategis dan potensial.  Sebagai contohnya Semua itu senjata yaitu batu, gorden, lampu. Tapi orang membuat senjata yang lebih efektif dan efisien mulai dari pisau, river sampai senjata api. Maka dalam mempelajari filsafat ada struktur yang bermanfaat yang efektif dan efisien yang kita pakai yaitu material, formal, normative, spiritual untuk menyadarkan diri kita.

Tes Filsafat Ilmu, Menembus Ruang dan Waktu


Selasa tanggal 20 oktober kami kembali kuliah  filsafat ilmu untuk program studi pendidikan s2 matematika kelas A angkatan tahun 2015. Kuliah seperti biasa dilaksanakan pada pukul 11.10-12.50 digedung lama pascasarjana ruang 305B dengan dosen pengampu bapak Prof.Dr Marsigit. hari ini kami kembali diberikan tes dengan judul tes "Menembus Ruang dan Waktu". 

1.       Ontologinya batu adalah wadah dan isinya
2.       Ontologinya batu adalah wadah dan isinya
3.       Metafisikanya batu adalah yang ada dan yang mungkin ada
4.       Metafisikanya batu adalah yang ada dan yang mungkin ada
5.       Epistimologinya batu adalah sumber pembenaran dan manfaat
6.       Epistimologinya batu adalah sumber pembenaran dan manfaat
7.       Epistimologinya batu adalah sumber pembenaran dan manfaat
8.       Fatalnya batu adalah absolut
9.       Vitalnya batu adalah subyek (batu)
10.   Ketetapan batu adalah kuasa tuhan
11.   Relatifnya batu adalah batu-batuan
12.   spiritualnya batu adalah batu tasbih
13.   Normatifnya batu adalah jumlah batu/macam batu

Senin, 19 Oktober 2015

REFLEKSI 6, FILSAFAT ILMU

Selasa tanggal 13 Oktober Mata kuliah  filsafat ilmu program studi pendidikan s2 matematika kelas A angkatan tahun 2015. Kuliah seperti biasa dilaksanakan pada pukul 11.10-12.50 digedung lama pascasarjana ruang 305B sebelum memulai perkuliahan seperti biasa bapak Prof.Dr Marsigit mengajak kami untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. hari ini setelah kami melaksanakan tes tertulis kami melanjutkan pembahasan mata kuliah filsafat ilmu dengan mengajukan pertanyaan kepada Bapak dan Bapak menjawabnya.
Pertanyaan dari Azmi, apakah jodoh bersifat relatif, begini terutama kita memposisikan terlebih dahulu berfilsafat yaitu olah pikir, maka jika dilihat dari dimensinya dimensi paling bawah adalah material diatasnya adalah formal (normatif) diatasnya lagi adalah spiritual (dimensi tertinggi). Jodoh harus diselesaikan dari sisi yang jelas apakah perkawinan, pernikahan atau yang lain. Sehebat-hebat pikiranku tidaklah mampu menjelaskan semua perasaanku, walaupun manusia setengah dewa sekalipun. Hal ini menunjukkan pikiran kita tidak mampu menjangkau spiritualisme. Sehebat-hebat kalimat perkataanku tidak akan mungkin mampu mengucapkan semua pikiranku. Sehebat-hebat tulisanku tidak akan mampu menulis semua yang ada dipikiranku. Sehebat-hebat langkahku segesit dan selincah apapun tidak akan mungkin melaksanakan semua tulisanku, apalagi perkataanku, pikiranku, dan hatiku. Pernikahan merupakan struktur lengkap didalamnya terdapat material, formal, normatif, spiritual. Ada bagian dari pernikahan dimana tidak mampu dipikirkannya. Dimana yang tidak mampu kita pikirkan itu adalah dimensi spiritual. Maka tetapkanlah dengan doa. Namun jika masalah keluarga hanya kita pikirkan saja maka akan timbul variasi karena spiritual turun dari langit. Menuju bumi sedangkan filsafat hanya dibumi menggapai langitpun tidak akan pernah sampai. Maka barangsiapa menghadapi urusan langit dengan bumi barangkat dari urusan bumi saja pasti akan banyak salah misalnya menerjemahkan jodoh adalah cinta, jadi jika melihat cinta dengan diturunkan lagi dimensinya sungguhlah mengerikan contohnya jodohnya monyetberpindah pindah dari satu monyet ke monyet yang lain. Dan jika diturunkan lagi dimensinya contohnya biji-bijian berjodoh dengan pohon atau tumbuhan kenapa bisa demikian karena adda potensi. Jadi manusia lahir memiliki potensi untuk menikah. Potensi jika dinaikkan tumbuh-tumbuhan punya potensi dinaikkan lagi dimensinya hewan mempunyai naluri dan insting. Kata-kata saya yang menyesuaikan dengan keadaan itulah yang disebut menembus ruang dan waktu. Sehingga orang yang cerdas didalam filsafat adalah orang yang sopan dan santun terhadap ruang dan waktu. Ketika bicara statistik maka bicarakanlah statistic, relativisme didalam statistik berubah menjadi probabilitas hal ini merupakan salah satu contoh orang cerdas. Dan tiadalah berfilsafat jika tanpa pikiran para filsuf maka jika ingin mengupas tuntas tentang jodoh dari sisi filsafat maka bacalah pikiran para filsuf tentang romantisme atau romantism. Ornag yang paling berkuasa adalah orang yang paling romantis. Dari sisi spiritual sesuai dengan agama masing-masing ada tuntunannya mengenai jodoh tersebut.


REFLEKSI 5, TES UJIAN FILSAFAT ILMU

Selasa tanggal 13 Oktober Mata kuliah  filsafat ilmu program studi pendidikan s2 matematika kelas A angkatan tahun 2015. Kuliah seperti biasa dilaksanakan pada pukul 11.10-12.50 digedung lama pascasarjana ruang 305B sebelum memulai perkuliahan seperti biasa bapak Prof.Dr Marsigit. Hari ini kami mengadakan tes tertulis mengeni filsafat berikut tes yang kami lalui 
1.       Filsafatnya yang tersembunyi = Metafisik
2.       Filsafatnya yang kelihatan = Realisme
3.       Filsafatnya yang terdengar = Realisme
4.       Filsafatnya yang dapat dipegang = Realisme
5.       Filsafatnya tujuan = Idealisme
6.       Filsafatnya hasil =  Sintesis
7.       Filsafatnya beda = Kontradiksi
8.       Filsafatnya arwah = Noumena
9.       Filsafatnya yang ada = Eksistensialisme
10.   Filsafatnya yang sama = Identitas

TUGAS VARIABLE MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN DAN PENDIDIKAN


Pengertian Variabel

Pengertian variabel yang diambil dari wikipedia adalah berubah-ubah, tidak tetap. pengertian lainnya adalah deklarasi sesuatu yang memiliki nilai bervariasi, kemudian dapat juga didefiniskan sebagai hal yang berbeda beda dalam bahasa pemprograman yang diwakili oleh simbol untuk variasi nilai tertentu.

Menurut F.N Kerlinger, variabel adalah sebuah konsep. Konsep tersebut memiliki nilai yang bermacam-macam. Variabel dapat merupakan sebuah konsep yang telah diubah, hal ini dilakukan dengan memusatkan aspek tertentu dari variabel itu sendiri.

Menurut Freddy Rankuti, pengertian variabel adalah sebuah konsep yang memiliki nilai yang bervariasi, maka nilai variabel dapat dibedakan menjadi empat tingkatan skala, yaitu rasio, ordinal, nominal dan internal.Menurut Sutrisno Hadi, definisi variabel adalah variasi dari objek penelitian, seperti ukuran tinggi manusia yang divariasikan menjadi tingkatan umur, kelamin bahkan lokasi tinggal manusia tersebut. Pengertian variabel menurut Bagja Waluya: Variabel adalah konsep yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap eksperimen/penelitian (research). Variabel diartikan sebagai gejala yang memiliki variasi. Menurut Tia Mutiara, Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai nilai (value). Hal ini membuat variabel dapat berubah.Variabel dapat disebut juga sebagai peubah. Objek penelitian yang dapat menentukan hasil penelitian juga merupakan variabel. Pengertian Variabel menurut Robbin Pearson, bahwa variabel adalah semua karakteristik umum yang dapat diukur (measurable) dan dapat berubah dalam intensitas, keluasan atau keduanya.  Menurut Sugiarto, Definisi variabel adalah karakter yang akan diobservasi dari unit amatan yang merupakan suatu pengenal atau atribut dari sekelompok objek. Ciri dari variabel yang dimaksud adalah terjadinya variasi antara objek yang satu dengan objek lainnya dalam kelompok tertentu. Definisi Variabel menurut Eddy Soeryanto Soegoto, variabel adalah objek penting (main object) dalam riset pemasaran. Hal ini penting karena riset tidak dapat terlaksana tanpa adanya variabel. Variabel juga dapat berarti  sarana untuk memperoleh pemahaman terhadap masalah (problem) yang sedang diteliti secara benar. Dengan menggunakan variabel-variabel tertentu, peneliti menguji benar atau tidaknya asumsi dan rumusan masalah yang sebelumnya sudah dibuat


Senin, 12 Oktober 2015

TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN DAN PENDIDIKAN

 KERANGKA BERPIKIR

1. Analisis kemampuan berpikir kritis dan matematis siswa dengan tipe kepribadian tertentudalam memecahkan masalah matematika



Senin, 05 Oktober 2015

PERTEMUAN KEEMPAT MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN DAN PENDIDIKAN

Selasa tanggal 29 september 2015 kuliah dilaksanakan digedung lab MIPA gedung PPG1. Hari ini kami dipersilahkan mempresentasikan apa tugas tentang kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Presentasi pertama dilaksanakan oleh aryadi, yang kedua oleh azmi pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa dan yang ketiga oleh Imaludin pengaruh sertifikasi PLPG guru terhadap motivasi dan kualitas mengajar guru (kinerja guru), pengembangan media pembelajaran interaktif berorientasi pada kemampuan pemahaman konsep matematika, hubungan antara motivasi dan minat siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa,

REFLEKSI 4, FILSAFAT ILMU

Selasa tanggal 29 september adalah pertemuan keempat  filsafat ilmu program studi pendidikan s2 matematika kelas A angkatan tahun 2015. Kuliah seperti biasa dilaksanakan pada pukul 11.10-12.50 digedung lama pascasarjana ruang 305B sebelum memulai perkuliahan seperti biasa bapak Prof.Dr Marsigit mempersilahkan kami untuk berdoa menurut kepercayaan kami masing-masing. Hari ini kami tidak melaksanakan perkuliahan sebagaimana biasanya, biasanya kami selalu dipersilahkan merekam perkataan beliau maka hari ini tidak. Beberapa dari kami sudah siap meletakkan hape dengan aplikasi rekaman menyala, namun beliau mengatakan hari ini tidak perlu direkam. Silahkan keluarkan kertas selembar dan jawab pertanyaan saya dengan singkat. Terlihat raut bingung dan cemas dari masing-masing kami. Kemudian bapak Prof. Dr Marsigit, M.A mulai membacakan pertanyaan beliau satu demi satu. Jumlah pertanyaan yang harus kami jawab ada sebanyak 50 soal. Setelah selesai menjawab kami dipersilahkan saling bertukar jawaban dengan teman yang ada disamping kami. Kemudian dipersilahkan menulis nama  korektor dibagian paling bawah kertas yang tersisa. Setelah beliau menyebutkan jawaban dari pertanyaan tersebut terbukti bahwa kami belum sepenuhnya paham mengenai filsafat. Jawaban-jawaban yang kami tuliskan terutama yang saya tuliskan lebih banyak menggunakan akal yang pasti daripada filsafat. Saya belum memperhatikan ruang dan waktunya. Hingga dari seluruh jawaban yang saya tuliskan dikertas tidak ada satupun yang benar dan saya mendapatkan nilai 0. Ternyata hal ini tidak hanya saya yang mengalaminya sebagian besar teman teman saya bahkan hampir semua mendapatkan nilai 0. Ini menjadi pukulan bagi saya. Bahwa saya harus mulai lebih mendalami filsafat dan lebih banyak membaca artikel beliau di blog beliau yang telah beliau tuliskan. Sehingga saya tidak hanya menjadi sebuah wadah yang kosong tanpa isi