Minggu, 21 Februari 2016

MENGENAL AL-GHAZALI DAN PEMIKIRANNYA



Imam Al-Gahazali merupakan salah satu filsuf islam. Imam al-Ghazali memiliki Nama asli Muhammad bin Ahmad, Al-Imamul Jalil, Abu Hamid Ath Thusi Al-Ghazali. Imam AL-Ghazali Lahir di Thusi daerah Khurasan wilayah Persia tahun 450 H (1058 M). Pekerjaan ayahnya adalah memintal benang dan menjualnya di pasar-pasar.  Imam Al_Ghazali memiliki ayah yang merupakan salah satu tasawuf yang terkenal pada zamannya. Setelah ayahnya tersebut meninggal imam Al-Ghazali diasuh oleh teman ayahnya yang bernama  Ahmad bin Muhammad Ar Rozakani. Harta ayahnya imam Al-Ghazali diberikan kepada temannya tersebut untuk memenuhi kebutuhan imam  Al_Ghazali.
terobosan yang ia lakukan antara lain :
·         ia pernah menjadi guru besar di perguruan Nidzamiyah selama tahun sewaktu ia berada di baghdad.
·          Ia meninggalkan kota Baghdad untuk berangkat ke Syam,  dan kemudian imam Al-Ghazali menetap di Syam hampir selama 2 tahun untuk berkhalwat melatih dan berjuang keras membersihkan diri, akhlak, dan menyucikan hati dengan mengingat Tuhan dan beri’tikaf di mesjid Damaskus.
·          kemudian ia menuju ke Palestina untuk mengunjungi kota Hebron dan Jerussalem, tempat di mana para Nabi sejak dari Nabi Ibrahim sampai Nabi Isa mendapat wahyu pertama dari Allah.
·          tidak lama kemudian ia meninggalkan Palestina dikarenakan kota tersebut di kuasai Tentara Salib, terutama ketika jatuhnya kota Jerussalem pada tahun 492 H/1099 M, lalu iapun berangkat ke Mesir, yang merupakan pusat kedua bagi kemajuan dan kebesaran Islam sesudah Baghdad.
B.    Karya-Karya Al-Ghazali
Al-Ghazali telah meninggalkan tulisannya berupa buku dan karyanya sebanyak 228 kitab yang terdiri dari berbagai macam ilmu pengetahuan yang terkenal pada masanya. Kitab-kitab tersebut diantaranya :
1.      Di Bidang Filsafat
·          Maqashid al-Falasifat (The tendencies of the Philosophers: Tujuan Ilmu Filsafat). Berisi mengenai ringkasan ilmu-ilmu filsafat, dijelaskan juga ilmu-ilmu mantiq, fisika dan ilmu alam.
·          Tahafut al-falasifat (The distruction of the Philosophers: Kerancuan pemikiran para filosof). Berisi pertentangan (kontradiksi) yang ada dalam ajaran filsafat , serta dijelaskannya juga ketidaksesuaiannya dengan akal.
·          Al-Ma’riful ‘Aqliyah (Ilmu Pengetahuan yang Rasional). Kitab ini mengungkap asal muasal ilmu-ilmu yang rasional dan kemudian hakikat apa yang dihasilkan serta ke arah mana tujuan pastinya.

2.      Di bidang Agama
·          Ihya’ Ulumuddin (Revival of the Relegios Sceinces: Menghidup-hidupkan Ilmu Agama).
·          Al-munqiz min al-Dhalal ( Terlepas dari kesesatan).
·          Minhaj ul’Abidin (the Path of the Devout: Jalan Mengabdi Tuhan).
·          Di bidang akhlak tasawuf
·          Miezan ul ‘Amal (neraca amal).
·          Kitab pendamping Ihya’ yang juga berisi akhlak dan tasawuf.
·          Kimiya us Da’adah (kimianya kebahagiaan). Berisi masalah etika yang dibicarakan dari sudut pandang kepraktisannya dan hukum.
·          Kitabul Arba’ien (empat puluh prinsip agama). Berisi tentang soal-soal yang berhubungan dengan akhlak tasawuf.
·          At-Tibrul Masbuk fi nashiehat el muluk(emas yang sudah ditatah untuk menasehati para penguasa). Berisi tata karma yang berhubungan dengan pemerintahan.
·          Al-Mustashfa fil ushul (keterangan yang sudaah dipilih mengenai soal pokok-pokok ilmu hukum).
·          Mishkat ul Anwar (lampu yang bersinar banyak). Berisi tentang kaitan akhlak dengan ilmu aqidah dan teologi.
·          Ayyuhal Walad (wahai anakku !). Berisi nasehat kepada penguasa yang berhubungan dengan amal perbuatan dan tingkah polah mereka dalam kehidupan sehari-hari.
·          Al-adab fi Dien(adab sopan keagamaan). Berisi perilaku manusia di dalam hubungannya dengan etika hidup manusia.
·          Ar-Risalah al-Laduniyah (risalah tentang soal-soal batin). Berisi hubungan akhlak dengan masalah-masalah kerohanian termasuk didalamnya soal wahyu, kata hati dan sebagainya.

3.      Di bidang kenegaraan
·         Mustazh hiri.
·          Sir ul Alamain (rahasia dua dunia yang berbeda).
·          Suluk us Sulthanah (cara menjalankan pemerintahan). Buku ini memberi tahu  pimpinan bagaimana seorang kepala Negara harus menjalankan pemerintahannya demi kesejahteraan rakyatnya.
·          Nashihat et Muluk (nasehat untuk kepala-kepala negara).
·         Di bidang Fiqh dan Ushul Fiqh
·          Asrar al-Hajj, dalam Fiqh al-Syafi’I, terbit di Mesir.
·         Al-Mustasfa fi Ilmi al-Ushul, terbit berulang kali di Kairo.
·           Al-Wajiz fi al-Furu’.

Minggu, 17 Januari 2016

UAS FILSAFAT ILMU




“MENGENAL DAN MEMAHAMI FILSAFAT ILMU”



Oleh:
NOVIKA SUKMANINGTHIAS
(15709251061)
PENDIDIKAN S2 MATEMATIKA



PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016



BAB I
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang

Telah kita ketahui disetiap universitas telah menerapkan mata kuliah filsafat ilmu didalam pengajarannya, didalam filsafat kita akan mempelajari sebenar-benarnya hidup dan hakikatnya, memberikan penilaian sesuai dengan etik dan estetikanya. Orang lain yang mampu memberikan penilaian secara objektif dan tuntas serta pihak lain yang melakukan penilaian sekaligus memberikan arti adalah pengetahuan yang disebut filsafat. Filsafat ilmu terbagi atas dua kata yaitu Filsafat dan Ilmu, Filsafat dan Ilmu adalah dua kata  yang  saling  berkaitan  baik  secara  substansial  maupun  historis Kelahiran  suatu  ilmu  tidak  dapat  dipisahkan  dari  peranan  filsafat , sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.
Ilmu adalah penunjang dan hal yang pokok didalam pendidikan. Namun pada kenyataannya ilmu tidak dapat secara mutlak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan keilmiahannya tersebut.  Ilmu kebanyakan dianggap  sebagai  hafalan  saja, bukan  sebagai pengetahuan  yang    mendeskripsikan,    menjelaskan,  memprediksikan gejala alam untuk kesejahteraan dan kenyamanan hidup . namun zaman sekarang banyak peneliti dan ilmuan berusaha mengembangkan ilmu untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat. Tentu hal ini dipandang dari segi positifnya. Sementara untuk sisi negatifnya terkadang ilmu juga dapat disalah gunakan bahkan bencana dan kerusakan juga dapat ditimbulkan dari ilmu-ilmu tersebut,  seperti pemanasan  global  dan dehumanisasi.  Dan terkadang ilmu dan tekhnologi telah berubah bukan lagi hal yang dikuasai oleh manusia. Melainkan manusia telah dikuasai ilmu dan tekhnologi tersebut. Oleh karena itu disinilah pentingnya belajar filsafat, diharapkan filsafat akan mengembalikan fungsi ilmu tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga tidak menjadi senjata yang menyerang balik umat manusia.  Filsafat  ilmu akan mempertegas bahwa ilmu dan teknologi adalah instrumen dalam  mencapai kesejahteraan bukan tujuan.   Hakikat ilmu dan kaitannya dengan ilmu-ilmu lainnya dapat dipelajari melalui filsafat ini. Dengan filsafat kita juga akan mempelajari ilmu dari segi religiusnya. Karena filsafat juga memandang ilmu bukan hanya sekedar ilmu melainkan juga memiliki keterkaitan dengan rohani dan kereligiusannya,dan dengan kemampuan olah pikir manusia tersebut. Manusia akan tahu bahwa agama, tuhan dan segala sesuatunya memiliki keterkaitan. Apalagi dengan ilmu. Terkadang terlalu ilmiahnya suatu ilmu dapat membuat seseorang menyimpang dari tuhan dan ketuhanannya  Oleh karenanya  diperlukan  kecerdasan  dan  kejelian  dalam  memahami kebenaran ilmiah dengan sistem nilai dalam agama, agar keduanya tidak saling  bertentangan.  Dalam  filsafat  ilmu,  ilmu  akan  dijelaskan  secara filosofis dan akademis sehingga ilmu dan teknologi tidak lepas dari nilai agama, kemanusiaan dan lingkungan. Dengan demikian filsafat ilmu akan memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap ilmu.






BAB II
PENJELASAN

Selama perkuliahan ini banyak yang telah saya dapatkan. Karena memang pada awalnya saya tidak mengenal tentang filsafat ilmu. Saya belum pernah mendapatkan pengetahuan filsafat ilmu. Disinilah saya mulai mengerti apa itu filsafat ilmu, melalui pembelajran dengan bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A Dari apa yang beliau jelaskan yang saya dapat adalah, filsafat ilmu adalah olah pikir. Berarti filsafat itu tergantung bagaimana pribadinya masing-masing mengolah pikirannya untuk mengerti akan suatu tesis dan anti tesisnya. Sumber-sumber yang dipikir dalam filsafat ilmu adalah apa saja yang dapat dipikirkan, bagaimana pembenarannya, bagaimana logikanya, apa cakupannya, apa obyeknya, bagaimana caranya, Bagaimana etik dan estetikanya. Kemudian menurut siapanya, kapan dan dimana. Filsafat itu terbagi tiga, yaitu ontologi, estimologi, estetika. Ontologi adalah berupa hakekat, estimologi adalah berupa metodologinya, dan estetika adalah kepantasan akan hal tersebut ( benar dan salahnya). Jika kita mempelajari yang satu maka akan mempelajari yang lainnya. Dari penjelasan bapak tata cara pembelajaran filsafat adalah dengan hard and soft dan jika soft diperlunak lagi menjadi spiritual dan kemudian keikhlasan. Kami akan Mempelajari filsafat ilmu menjadi filsafat.
Pada paragraph sebelumnya telah disebutkan mengenai obyek filsafat. pada pembelajaran filsafat ilmu ini kita akan mempelajari Obyek dan subyek filsafat ilmu. Obyek filsafat itu adalah yang ada dan yang mungkin ada, maksud yang mungkin ada itu memiliki banyak arti bahkan jika disebutkan sifatnya sampai satu miliar lebih pun tidak akan mungkin cukup. Karena obyek filsafat tersebut sangat banyak mulai dari yang ada dan yang mungkin ada. Yang mungkin ada maksudnya dapat diartikan dengan kejadian yang akan datang dan kejadian dimasa lampau beserta dari mana kemungkinan tersebut dipandang, Ini berarti yang mungkin ada ini pun juga tergantung dengan siapa kejadian tersebut akan memberikan dampak. Karena filsafat merupakan olah pikir seseorang. Maka yang ada dan yang mungkin ada tersebut terkait dengan orang tersebut, tergantung bagaimana mengolah pikirannya. Dengan siapa yang mungkin ada ini terkaitnya. Kenapa disebut dengan yang mungkin ada. Karena sesuatu hal kemungkinannya dapat segera kita ketahui dan dapat segera menjadi Sesuatu didalam olah pikir kita. Misalnya saja dari hal yang belum kita ketahui lalu kita mengetahuinya dari orang lain. Maka dari hal yang mungkin ada tadi telah berubah menjadi hal yang ada. Jadi belajar filsafat ilmu pada hakekatnya mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada. Yang mungkin ada itu memiliki sifat yang bermiliar-miliar walaupun dipangkatkan sekalipun tidak akan tuntas kita menyebutkan sifat yang mungkin ada itu. Namun untuk memeperoleh hal dari yang ada dan yang mungkin ada kita pasti memiliki keterbatasannya. Misalnya saja tidak mungkin kita dapat melakukan segalanya secara bersamaan dan secara keseluruhannya. Karena manusia memiliki keterbatasan dan tidak mungkin sempurna.
Permasalahan dalam filsafat ada dua, yang pertama jika dia diluar pikiranmu yang jadi masalah bagaimana engkau mengerti, yang kedua jika ada dipikiranmu yang jadi masalah bagaimana engkau menjelaskannya. Bahkan engkau untuk menyebutkan sifat-sifatmu sendiri tidak akan pernah tuntas mengetahui dirimu sebenar benarnya. Maka sebenar-benar dirimu tidak akan pernah sama dengan namamu. Contohnya dulu ketika kita balita nama kita tetap sama dengan nama kita sekarang itu merupakan salah satu bentuk kecerobohan menurut bapak marsigit. Hidup itu konsisten didalam ketidak konsistenannya.
Didalam filsafat juga terdapat prinsip-prinsip berpikir. Prinsip berpikir menurut imanuel kant. Yang pertama prinsip kontradiksi yaitu predikat tidak sama dengan subyek contohnya yaitu rambut hitam, sampai kapanpun hitam tidak akan sama dengan rambut. Rambut merupakan wadah dan hitam merupakan isinya. Didalam filsafat obyek pun terbagi menjadi dua dapat berupa wadah atau dapat berupa isi.  Sebenar benarnya hidup adalah interaksi antara wadah dan isinya tersebut. Prinsip yang kedua adalah prinsip identitas prinsip penggabungan antara pendapat plato dan Aristoteles. Itulah filsafat. Alat filsafat adalah Bahasa analog. Bahasa analog lebih lembut, lebih halus, dan lebih bermakna  daripada kiasan. Jarak antara pikiran dan hati adalah jarak antara dunia dan akhirat., mempelajari filsafat dengan metode hidup adalah ada interaksi didalamnya. pendapat para ahli mengenai keberadaan, menurut plato suatu benda tetap akan ada walaupun secara nyata bendanya tidak dapat disentuh dan dirasa, walaupun benda tersebut ada hanya didalam pikiran, maka benda tersebut ada. Lain halnya jika menurut pendapat Aristoteles, menurutnya benda ada karena memang ada bukan hanya ada didalam pikiran namun dalam bentuk wujud yang ada, yang ada itu harus dpat dipegang, disentuh dan dirasa. Itulah ilmu, maka sebenar benarnya ilmu harus sesuai dengan ruang dan waktunya. Walaupun ruang dan waktunya bersifat relative.
Pembahasan didalam filsafat ini sangat banyak bahkan sampai menembus ruang dan waktu. Maksud dari menembus ruang dan waktu adalah tidak ada batasan dalam segi ruang ataupun dalam segi waktu ketika seseorang berfilsafat. Apa saja boleh dijadikan olah pikir. Bukan sesuatu yang tetap melainkan sesuatu yang dinamik yaitu keseimbangan antara diam dan tetap. Bahasa awamnya menembus ruang dan waktu. Jangan khawatir mengenai menembus ruang dan waktu jangankan hewan, bianatang, manusia, batu yang diam sekalipun juga telah menembus ruang dan waktu . karena diam-diam batu juga mengikuti kalender. Sadar atau tidak sadar yang menyadarinya adalah subyeknya. Jadi yang merupakan masalah adalah bagaimana hidup ini mempunyai keterampilan menembus ruang dan waktu.
Untuk menembus ruang dan waktu dibutuhkan perbendaharaan kata. Sebenar-benarnya dunia itu adalah Bahasa. Maka filsafat Bahasa atau filsafat analitik menyatakan dunia itu adalah kata-kata dari seseorang. Maka sebenar-benarnya kata-kata seseorang adalah dunia orang itu sendiri. Maka berhati-hatilah dalam berkata-kata. Karena dunia keatas menjadi spiritual maka kata-kata adalah sebenarnya adalah doa, jika dilihat dari sisi spiritualnya. Maka berhati-hatilah jika ingin marah. Marah itu diterminis. Diterminis merupakan menembus ruang dan waktu yang salah. Maka perjuangan hidup yang benar adalah menembus ruang dan waktu yang bijaksana. Maka menembus ruang dan waktu yang bijaksana antara orang yang satu dengan orang yang lainnya berbeda-beda. Maka dapat dilihat contohnya temperamen dan laki-laki itu berbeda-beda. Dalam filsafat batu dan bilangan sekalipun dapat berfilsafat. Dan maka dari itulah dalam filsafat dunia dapat dibangun dari yang ada dan yang mungkin ada. Maka agar dapat membangun dunia diperlukan keterampilan menembus ruang dan waktu. Agar dapat menembus ruang dan waktu dengan baik maka diperlukan pengetahuan perbendaharaan kata misalnya percaya maka perhatikan ranah percaya tersebut. Ranah percaya itu ada didalam hubungan antara subyek dan obyeknya antar wadah dan isinya. Hubungan artinya menghubungkan antara diluar dengan didalamnya. Filsafat kepercayaan dapat dilihat dari spiritualnya, normatifnya, formalnya dan sebagainya. Jika diekstensikan metode ilmiahnya kepercayaan adalah validitas.kepercayaan dari suatu data adalah validitas construct. Validitas isi dari tesis dan karya ilmiah adalah hasil dari validasi atau validator.
Maka didalam filsafat mencari mencari kepastian dan kebenaran tetapi setelah engkau mencari kepastian engkau tertangkap telah salah menembus ruang dan waktu atau mitos. Kepastianmu itulah mitos, kecuali kepastianmu itu adalah keyakinanmu didalam spiritualitasmu itu bukan mitos melainkan keyakinan mitos adalah sebatas yang dapat engkau pikirkan itu urusan dunia. Itulah sebabnya didalam filsafat membongkar kepastian-kepastian itu dan turun sekali lagi interaksi antara pikiran dan hati menghasilkan interaksi fenomena aktivitas tidak percaya ada alirannya. Jika engkau bangun jadilah dunia tidak kepercayaan. Dunia tidak kepercayaan adalah skepticism tokohnya yaitu renedescartes. Dia mencari kepastian, maka yang diyakininya dari hasil pencariannya itu adalah satu-satunya yang pasti adalah “aku sedang bertanya atau aku yang sedang memikirkannya”  hal ini tidak ada bantahannya. Aku ada karena aku berpikir.
Pada pelajaran filsafat ilmu ini pula kita dari yang tidak tahu menjadi tahu mengenai fenomena comte. Fenomena comte disini maksudnya adalah sebuah istilah ketika kita mulai terhanyut dengan kebutuhan duniawi dan sangat tidak bisa terlepas dari kebutuhan tersebut. Dan bahkan sangat-sangat tergantung hingga tidak perduli dengan keadaan sekitar. sebagai contoh kita tentu tidak bisa terlepas dari yang namanya handphone. Secara sadar atau tidak, handphone telah duduk diposisi tingkatan kebutuhan primer bagi kita. mungkin pada zaman sekarnag ini kita lebih memilih ketinggalan dompet daripada handphone.  Selain kebutuhan komunikasi dari handphone itu sendiri kebutuhan bersosialisasi lewat bebagai sosial media juga telah memenuhi diri kita. mulai dari BBM, Whatsap, line, Instagram, path, twitter dan sebagainya. Yang kadang membuat kita lupa akan dunia sekitar kita dan lingkungan sosial kita. sebaik-baiknya  manusia adalah yang mampu menempatkan dirinya dengan tepat ruang dan waktunya. Jangan sampai kebutuhan akan duniawi membuat kita lupa akan kewajiban kita yang sesungguhnya. Inilah yang dipelajari selama belajar filsafat ilmu. Dan saya rasakan betul manfaatnya dari yang tidak tahu menjadi tahu.



BAB III
PENUTUP

filsafat ilmu adalah olah pikir.. Sumber-sumber yang dipikir dalam filsafat ilmu adalah apa saja yang dapat dipikirkan, bagaimana pembenarannya, bagaimana logikanya, apa cakupannya, apa obyeknya, bagaimana caranya, Bagaimana etik dan estetikanya. Kemudian menurut siapanya, kapan dan dimana. Filsafat itu terbagi tiga, yaitu ontologi, estimologi, estetika. Obyek filsafat itu adalah yang ada dan yang mungkin ada, belajar filsafat ilmu pada hakekatnya mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada. Didalam filsafat terdapat prinsip- berpikir. prinsip kontradiksi yaitu predikat tidak sama dengan subyek, prinsip identitas








Minggu, 13 Desember 2015

ELEGI “Pemberontakan Tes Jawab Singkat”

Begawat                              :Wahai tes jawab singkat aku lihat dirimu tidak gembira, bersungut-sungut
Tes jawab singkat                 : bukankan tuan sendiri yang menyebabkan diriku seperti ini keadaannya.
Begawat                              : (berbicara kepada cantraka)  jika engkau ingin disebut seorang begawat. Gampang saja begawat itu.adalah sbyeknya dari obyek jika aku yang membuat soal aku subyek soalnya adalah obyek.aku subyek aku begawat obyeknya adalah cantraka. Kalo aku dosen begawat anda itu adalah cantraka. Kalo aku dewanya aku adalah daksanya. Kayakgitu aja repot namanya bahasa analog.
Tes jawab singkat             :Wahai begawat kenapa engkau bicara sendiri ngalor ngidul gak karu-karuan, bukankah  engkau baru saja bertanya kepada saya mengenai keadan saya
Begawat                        :Oiya lupa, sorry ya, Kenapa engkau bertanya tes jawab singkat, kan berkali-kali telah kuakatakan engkau itu telah jadi mitos lihatlah para cantraka itu takutnya akan engkau tidak lagi belajar filsafat. Dia piker hidup ini hanya dipenuhi dirimu itu, yang penting dirimu itu. Maka aku sebagai dewamu aku ingin mengambil sikap mengingatkan dirimu tapi engkau tak tahu diri. Maka marahlah itu aku kemarin. Aku peragakan, aku sebetul betul diriku. Seorang dewa akan dirimu tentu bisa aku marah. Kalo aku sudah marah kejam sekali tampangnya seprti itu. Bukankah engkau sudah merasakannya maka hatihatilah bahwa sebenar-benarnya musuhmu sebagai mitos adalah logosku kan begitu.
tes jawab singkat                 : Iya iya iya, saya tahu, saya tahu baiklah begawat tetapi saya rasa, saya merasakan sebenar-benar dirimu kemarin berlaku tidak adil terhadap saya. Telah berlaku semena-mena, sangat kejam dan mencampakkan diriku seakan-akan aku tiadalah arti didunia ini
Begawat                               :Terus apa yng sebenarnya engkau inginkan
tes jawab singkat                 : Yah ketika seseorang  telah tertutup mata hatinya, tertutup mata dan juga tertutup pikirannya. Maka apalah guna usul , sebuah saran apalagi nasehat kan begitu. Anda sendiri yang memulai tentu anda sendiri yang mengakhirinya. Anda sendiri yang mengetahuinya kenapa aku disuruh member solusinya. Sebenar-benar diriku tidak berdaya didepanmu itu
Begawat                               :Oooh begitu, singkat kata engkau itu menuntut keadilan
tes jawab singkat                : Iyalah, apalagi. Bukankah engkau sebenar-benardirimu sang begawat  tahu juga bahwa sejelek-jelek diriku itu ada manfaatnya. Yaa kan. Katanya engkau gembar gemborkan kesana kesini manfaatku antaralain mengadakan yang mungkin ada. Tapi kenapa engkautergoda dan telah berlaku parsial. Dzalim terhadap diriku. Padahal sebenar-benar diriku itu ada dan mengada dan ada pengadanya didalam sini atau diluar sana. Didalam dirimu atau diluar dirimu
Begawat                             :Kalau begitu, apa sebenarnya keinginanmu. Tolong sampaikan saja kepada saya wahai tes jawab singkat.
Tes jawab singkat              : Sekali lagi saya tidak bisa memberikan solusinya saya juga tidak perlu bertanya lebih banyak kepada dirimu karena aku telah diperlakukan dengan semena-mena Jadi wahai begawat, hatihatilah engkau itu. Mentang-mentang sedang berkuasa. Suaramu itu direkam diamna=mana bisa diperdengarkan,
Begawat                              :Ooh kalo itu, rekaman itu isinya salah itu mah illegal.yang legal itu hanya yang benar-benar saja
Tes jawab singkat                : Wahai orangtua berambut putih. Tolonglah diriku. Aku ingin minta tolong kepadamu sekaligus mengajukan pertanyaan. Tolonglah diriku menghadapi sang begawat yang pada saat ini telah menjelma menjadi mitos melebihi diriku.
(Orang tua Berambut putih datang)
Orang tua berambut putih     : Hai hai hai hai sekali lagi haaaai. Hai hai hai hai sekali lagi haaaai. Ada apa tes  jawab singkat?. Engkau mengajukan pertanyaan kepada diriku padahal sebenarbenarnya diriku akan muncul kapanpun dmanapun jika ada pertanyaan itu. Silahkan ajukan pertanyaanmu dan apa persoalanmu
Tes jawab singkat                : Baiklah orangtua berambut putih sadar atau tidak sadar. Diketahui atau tidak tahu. Pasti engkau sadar dan pasti engkau mengetahuinya. Inilah aku sedang menghadapi situasi dimana diriku didzalimi luar biasa selama ini aku yang terus terang mengambil manfaat dari logos untuk menjadi mitos tapi ternyata logos juga telah berubah mitos. Logos begawat telah menjadi mitos begawat. Nah untuk itu saya mengajukan pertanyaan atau mohon solusi seperti apakah kemudian yang harus saya kerjakan
Orang tua berambut putih       : Benar begawat? Apakah seperti itu kejadiannya
Begawat                               :Kejadian yang mana?
Orang tua berambut putih      : Ternyata aku juga telah mengetahui. Ternyata sang begawat juga sedang tertutup oleh mendung hati danpikirannya. Wahai begawat, begawat, heeeeii… begawat , banguun
Begawat                               : Oooo ooo  ooo yak…. Oooo ooo  ooo yak… Oooo ooo  ooo yak…
Orang tua berambut putih      :  yah hukumnya sebetapa hebatnya dirimu seorang begawat engkau tentu harus takut juga dengan orangtua berambut putih. Karena engkau adalah obyeknya karena engkau adalah sifatnya. Aku peringatkan dirimu bahwa dalam waktu yang terbatas ini ketahuilah bahwa dirimu telah bersifat parsial ketahuiah pula bahwa sifat parsial itu sebagai sumber ketidakbahagiaan didunia. Lihatlah cantraka itu. Pontang panting kesana kesini. Sms kamu juga tidak pernah dijawab.  Itu fenomena cantraka.  Engkau tidak bisa merasakan bagaimana susah  dan sedihnya cantraka itu mengikuti jejak clan yang engkau dirikan. Seakan akan sebagai mitosnya logos.
Begawat                               : Hmmmm?? Mitosnya logos
Orang tua berambut putih       : Logosnya mitos!!!!
Begawat                               : Hmmmm?? Logosnya mitoss?
Orang tua berambut putih       :  Mitosnya mitos!!!
Begawat                               : Hmmmm? Mitosnya mitos??
Orang tua berambut putih       :   Logosnya logos!!!
Begawat                               : Hmmmm?? Logosnya logos??
Orang tua berambut putih      :  Logosnya, logos logos logos logos. Mitosnya mitos mitos mitos. Logos logos logos
Begawat                               : Ooohhh
Orang tua berambut putih       : Apakah engkau sadar itu wahai begawat?
Begawat                               : Ya ampun, ya ampun maafkan tuan orang tua berambut putih, baru kali ini aku menyadari ternyata ada logos logosnya logos. Logos logos logos logos, mitos mitos mitos mitos, kualitatif kualitatif kualitatif, kuantitatif, kuantitatif, kuatitatif. Dan seterusnya semamumu, semau kita, semau cantraka, itulah dunia menuju kelengkapan dari ku atau Diriku yang serba tidak lengkap.
Orang tua berambut putih     : Oleh karena itu begawat, dengan diri ini aku perintahkan dirimuberilah kesempatan dan berlakulah adil terhadap mitos mitos mitos dan logos logos untuk berikhtiar agar mitos menuju logos. Klaimmu bahwa mitos adalah mitos belum tentu sesuai dengan ruang dan waktu. Klaimmu bahwa dirimu logos juga belum tentu sesuai dengan ruang dan waktu
Begawat                               : Singkatnya bagaimana orangtua berambut putih
Orang tua berambut putih       : Singkatnya minggu depan boleh engkau adakan lagi tes jawab singkat.
Orang tua berambut putih ke-2 : Ooooo…oooo…oooo…oooo….
Orang tua berambut putih       : Ada apa orangtua berambum putih kedua, saya telah menyaksikan sang begawat mendapatkan wahyu
Orang tua berambut putih ke-2:Karena begawat mendapatkan wahyu maka tes jawab singkat juga mendapatkan wahyu. Cantraka juga mendapatkan wahyu. Wahyu berwahyu. Logos berlogos .
Begawat                           : Oooh begitu, saya menyadari karena masih banyak yang mungkin ada perlu diadakan