“MENGENAL DAN MEMAHAMI FILSAFAT ILMU”
Oleh:
NOVIKA
SUKMANINGTHIAS
(15709251061)
PENDIDIKAN S2 MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Telah kita ketahui disetiap
universitas telah menerapkan mata kuliah filsafat ilmu didalam pengajarannya, didalam
filsafat kita akan mempelajari sebenar-benarnya hidup dan hakikatnya,
memberikan penilaian sesuai dengan etik dan estetikanya. Orang lain yang mampu
memberikan penilaian secara objektif dan tuntas serta pihak lain yang melakukan
penilaian sekaligus memberikan arti adalah pengetahuan yang disebut filsafat.
Filsafat ilmu terbagi atas dua kata yaitu Filsafat dan Ilmu, Filsafat dan Ilmu
adalah dua kata yang saling berkaitan baik
secara substansial maupun historis Kelahiran
suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari
peranan filsafat , sebaliknya
perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.
Ilmu adalah
penunjang dan hal yang pokok didalam pendidikan. Namun pada kenyataannya ilmu tidak
dapat secara mutlak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan
keilmiahannya tersebut. Ilmu kebanyakan dianggap sebagai
hafalan saja, bukan sebagai pengetahuan
yang mendeskripsikan, menjelaskan,
memprediksikan gejala alam untuk kesejahteraan dan kenyamanan hidup . namun
zaman sekarang banyak peneliti dan ilmuan berusaha mengembangkan ilmu untuk
menyejahterakan kehidupan masyarakat. Tentu hal ini dipandang dari segi positifnya.
Sementara untuk sisi negatifnya terkadang ilmu juga dapat disalah gunakan bahkan
bencana dan kerusakan juga dapat ditimbulkan dari ilmu-ilmu tersebut,
seperti pemanasan global dan dehumanisasi. Dan terkadang ilmu
dan tekhnologi telah berubah bukan lagi hal yang dikuasai oleh manusia.
Melainkan manusia telah dikuasai ilmu dan tekhnologi tersebut. Oleh karena itu disinilah pentingnya
belajar filsafat, diharapkan filsafat akan mengembalikan fungsi ilmu tersebut
dengan sebaik-baiknya sehingga tidak menjadi senjata yang menyerang balik umat
manusia. Filsafat ilmu akan mempertegas bahwa ilmu dan teknologi
adalah instrumen dalam mencapai kesejahteraan bukan tujuan. Hakikat
ilmu dan kaitannya dengan ilmu-ilmu lainnya dapat dipelajari melalui filsafat
ini. Dengan filsafat kita juga akan mempelajari ilmu dari segi religiusnya.
Karena filsafat juga memandang ilmu bukan hanya sekedar ilmu melainkan juga
memiliki keterkaitan dengan rohani dan kereligiusannya,dan dengan kemampuan
olah pikir manusia tersebut. Manusia akan tahu bahwa agama, tuhan dan segala
sesuatunya memiliki keterkaitan. Apalagi dengan ilmu. Terkadang terlalu
ilmiahnya suatu ilmu dapat membuat seseorang menyimpang dari tuhan dan
ketuhanannya Oleh karenanya diperlukan kecerdasan
dan kejelian dalam memahami kebenaran ilmiah dengan sistem
nilai dalam agama, agar keduanya tidak saling bertentangan.
Dalam filsafat ilmu, ilmu akan
dijelaskan secara filosofis dan akademis sehingga ilmu dan teknologi
tidak lepas dari nilai agama, kemanusiaan
dan lingkungan. Dengan demikian filsafat ilmu akan memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap ilmu.
BAB II
PENJELASAN
Selama perkuliahan ini banyak yang
telah saya dapatkan. Karena memang pada awalnya saya tidak mengenal tentang
filsafat ilmu. Saya belum pernah mendapatkan pengetahuan filsafat ilmu.
Disinilah saya mulai mengerti apa itu filsafat ilmu, melalui pembelajran dengan
bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A Dari apa yang beliau jelaskan yang saya dapat
adalah, filsafat ilmu adalah olah pikir. Berarti filsafat itu tergantung
bagaimana pribadinya masing-masing mengolah pikirannya untuk mengerti akan
suatu tesis dan anti tesisnya. Sumber-sumber yang dipikir dalam filsafat ilmu
adalah apa saja yang dapat dipikirkan, bagaimana pembenarannya, bagaimana
logikanya, apa cakupannya, apa obyeknya, bagaimana caranya, Bagaimana etik dan
estetikanya. Kemudian menurut siapanya, kapan dan dimana. Filsafat itu terbagi
tiga, yaitu ontologi, estimologi, estetika. Ontologi adalah berupa hakekat,
estimologi adalah berupa metodologinya, dan estetika adalah kepantasan akan hal
tersebut ( benar dan salahnya). Jika kita mempelajari yang satu maka akan
mempelajari yang lainnya. Dari penjelasan bapak tata cara pembelajaran filsafat
adalah dengan hard and soft dan jika soft diperlunak lagi menjadi spiritual dan
kemudian keikhlasan. Kami akan Mempelajari filsafat ilmu menjadi filsafat.
Pada paragraph sebelumnya telah
disebutkan mengenai obyek filsafat. pada pembelajaran filsafat ilmu ini kita
akan mempelajari Obyek dan subyek filsafat ilmu. Obyek filsafat itu adalah yang
ada dan yang mungkin ada, maksud yang mungkin ada itu memiliki banyak arti
bahkan jika disebutkan sifatnya sampai satu miliar lebih pun tidak akan mungkin
cukup. Karena obyek filsafat tersebut sangat banyak mulai dari yang ada dan
yang mungkin ada. Yang mungkin ada maksudnya dapat diartikan dengan kejadian
yang akan datang dan kejadian dimasa lampau beserta dari mana kemungkinan
tersebut dipandang, Ini berarti yang mungkin ada ini pun juga tergantung dengan
siapa kejadian tersebut akan memberikan dampak. Karena filsafat merupakan olah
pikir seseorang. Maka yang ada dan yang mungkin ada tersebut terkait dengan
orang tersebut, tergantung bagaimana mengolah pikirannya. Dengan siapa yang
mungkin ada ini terkaitnya. Kenapa disebut dengan yang mungkin ada. Karena
sesuatu hal kemungkinannya dapat segera kita ketahui dan dapat segera menjadi
Sesuatu didalam olah pikir kita. Misalnya saja dari hal yang belum kita ketahui
lalu kita mengetahuinya dari orang lain. Maka dari hal yang mungkin ada tadi
telah berubah menjadi hal yang ada. Jadi belajar filsafat ilmu pada hakekatnya
mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada. Yang mungkin ada itu memiliki
sifat yang bermiliar-miliar walaupun dipangkatkan sekalipun tidak akan tuntas
kita menyebutkan sifat yang mungkin ada itu. Namun untuk memeperoleh hal dari
yang ada dan yang mungkin ada kita pasti memiliki keterbatasannya. Misalnya
saja tidak mungkin kita dapat melakukan segalanya secara bersamaan dan secara
keseluruhannya. Karena manusia memiliki keterbatasan dan tidak mungkin
sempurna.
Permasalahan dalam filsafat ada dua,
yang pertama jika dia diluar pikiranmu yang jadi masalah bagaimana engkau
mengerti, yang kedua jika ada dipikiranmu yang jadi masalah bagaimana engkau
menjelaskannya. Bahkan engkau untuk menyebutkan sifat-sifatmu sendiri tidak
akan pernah tuntas mengetahui dirimu sebenar benarnya. Maka sebenar-benar
dirimu tidak akan pernah sama dengan namamu. Contohnya dulu ketika kita balita
nama kita tetap sama dengan nama kita sekarang itu merupakan salah satu bentuk
kecerobohan menurut bapak marsigit. Hidup itu konsisten didalam ketidak
konsistenannya.
Didalam filsafat juga terdapat
prinsip-prinsip berpikir. Prinsip berpikir menurut imanuel kant. Yang pertama
prinsip kontradiksi yaitu predikat tidak sama dengan subyek contohnya yaitu
rambut hitam, sampai kapanpun hitam tidak akan sama dengan rambut. Rambut
merupakan wadah dan hitam merupakan isinya. Didalam filsafat obyek pun terbagi
menjadi dua dapat berupa wadah atau dapat berupa isi. Sebenar benarnya hidup adalah interaksi antara
wadah dan isinya tersebut. Prinsip yang kedua adalah prinsip identitas prinsip
penggabungan antara pendapat plato dan Aristoteles. Itulah filsafat. Alat
filsafat adalah Bahasa analog. Bahasa analog lebih lembut, lebih halus, dan
lebih bermakna daripada kiasan. Jarak antara pikiran dan hati adalah
jarak antara dunia dan akhirat., mempelajari filsafat dengan metode hidup adalah
ada interaksi didalamnya. pendapat para ahli mengenai keberadaan, menurut plato
suatu benda tetap akan ada walaupun secara nyata bendanya tidak dapat disentuh
dan dirasa, walaupun benda tersebut ada hanya didalam pikiran, maka benda
tersebut ada. Lain halnya jika menurut pendapat Aristoteles, menurutnya benda
ada karena memang ada bukan hanya ada didalam pikiran namun dalam bentuk wujud
yang ada, yang ada itu harus dpat dipegang, disentuh dan dirasa. Itulah ilmu,
maka sebenar benarnya ilmu harus sesuai dengan ruang dan waktunya. Walaupun
ruang dan waktunya bersifat relative.
Pembahasan didalam filsafat ini
sangat banyak bahkan sampai menembus ruang dan waktu. Maksud dari menembus
ruang dan waktu adalah tidak ada batasan dalam segi ruang ataupun dalam segi
waktu ketika seseorang berfilsafat. Apa saja boleh dijadikan olah pikir. Bukan
sesuatu yang tetap melainkan sesuatu yang dinamik yaitu keseimbangan antara
diam dan tetap. Bahasa awamnya menembus ruang dan waktu. Jangan khawatir
mengenai menembus ruang dan waktu jangankan hewan, bianatang, manusia, batu
yang diam sekalipun juga telah menembus ruang dan waktu . karena diam-diam batu
juga mengikuti kalender. Sadar atau tidak sadar yang menyadarinya adalah
subyeknya. Jadi yang merupakan masalah adalah bagaimana hidup ini mempunyai
keterampilan menembus ruang dan waktu.
Untuk menembus ruang dan waktu
dibutuhkan perbendaharaan kata. Sebenar-benarnya dunia itu adalah Bahasa. Maka
filsafat Bahasa atau filsafat analitik menyatakan dunia itu adalah kata-kata
dari seseorang. Maka sebenar-benarnya kata-kata seseorang adalah dunia orang
itu sendiri. Maka berhati-hatilah dalam berkata-kata. Karena dunia keatas
menjadi spiritual maka kata-kata adalah sebenarnya adalah doa, jika dilihat
dari sisi spiritualnya. Maka berhati-hatilah jika ingin marah. Marah itu
diterminis. Diterminis merupakan menembus ruang dan waktu yang salah. Maka
perjuangan hidup yang benar adalah menembus ruang dan waktu yang bijaksana.
Maka menembus ruang dan waktu yang bijaksana antara orang yang satu dengan
orang yang lainnya berbeda-beda. Maka dapat dilihat contohnya temperamen dan
laki-laki itu berbeda-beda. Dalam filsafat batu dan bilangan sekalipun dapat
berfilsafat. Dan maka dari itulah dalam filsafat dunia dapat dibangun dari yang
ada dan yang mungkin ada. Maka agar dapat membangun dunia diperlukan
keterampilan menembus ruang dan waktu. Agar dapat menembus ruang dan waktu
dengan baik maka diperlukan pengetahuan perbendaharaan kata misalnya percaya
maka perhatikan ranah percaya tersebut. Ranah percaya itu ada didalam hubungan
antara subyek dan obyeknya antar wadah dan isinya. Hubungan artinya
menghubungkan antara diluar dengan didalamnya. Filsafat kepercayaan dapat
dilihat dari spiritualnya, normatifnya, formalnya dan sebagainya. Jika
diekstensikan metode ilmiahnya kepercayaan adalah validitas.kepercayaan dari
suatu data adalah validitas construct. Validitas isi dari tesis dan karya
ilmiah adalah hasil dari validasi atau validator.
Maka didalam filsafat mencari
mencari kepastian dan kebenaran tetapi setelah engkau mencari kepastian engkau
tertangkap telah salah menembus ruang dan waktu atau mitos. Kepastianmu itulah
mitos, kecuali kepastianmu itu adalah keyakinanmu didalam spiritualitasmu itu
bukan mitos melainkan keyakinan mitos adalah sebatas yang dapat engkau pikirkan
itu urusan dunia. Itulah sebabnya didalam filsafat membongkar kepastian-kepastian
itu dan turun sekali lagi interaksi antara pikiran dan hati menghasilkan
interaksi fenomena aktivitas tidak percaya ada alirannya. Jika engkau bangun
jadilah dunia tidak kepercayaan. Dunia tidak kepercayaan adalah skepticism
tokohnya yaitu renedescartes. Dia mencari kepastian, maka yang diyakininya dari
hasil pencariannya itu adalah satu-satunya yang pasti adalah “aku sedang
bertanya atau aku yang sedang memikirkannya” hal ini tidak ada
bantahannya. Aku ada karena aku berpikir.
Pada pelajaran filsafat ilmu ini
pula kita dari yang tidak tahu menjadi tahu mengenai fenomena comte. Fenomena
comte disini maksudnya adalah sebuah istilah ketika kita mulai terhanyut dengan
kebutuhan duniawi dan sangat tidak bisa terlepas dari kebutuhan tersebut. Dan
bahkan sangat-sangat tergantung hingga tidak perduli dengan keadaan sekitar. sebagai
contoh kita tentu tidak bisa terlepas dari yang namanya handphone. Secara sadar
atau tidak, handphone telah duduk diposisi tingkatan kebutuhan primer bagi
kita. mungkin pada zaman sekarnag ini kita lebih memilih ketinggalan dompet
daripada handphone. Selain kebutuhan
komunikasi dari handphone itu sendiri kebutuhan bersosialisasi lewat bebagai
sosial media juga telah memenuhi diri kita. mulai dari BBM, Whatsap, line,
Instagram, path, twitter dan sebagainya. Yang kadang membuat kita lupa akan
dunia sekitar kita dan lingkungan sosial kita. sebaik-baiknya manusia
adalah yang mampu menempatkan dirinya dengan tepat ruang dan waktunya. Jangan
sampai kebutuhan akan duniawi membuat kita lupa akan kewajiban kita yang
sesungguhnya. Inilah yang dipelajari selama belajar filsafat ilmu. Dan saya
rasakan betul manfaatnya dari yang tidak tahu menjadi tahu.
BAB III
PENUTUP
filsafat ilmu adalah olah pikir.. Sumber-sumber
yang dipikir dalam filsafat ilmu adalah apa saja yang dapat dipikirkan,
bagaimana pembenarannya, bagaimana logikanya, apa cakupannya, apa obyeknya,
bagaimana caranya, Bagaimana etik dan estetikanya. Kemudian menurut siapanya,
kapan dan dimana. Filsafat itu terbagi tiga, yaitu ontologi, estimologi,
estetika. Obyek filsafat itu adalah yang ada dan yang mungkin ada, belajar
filsafat ilmu pada hakekatnya mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada. Didalam
filsafat terdapat prinsip- berpikir. prinsip kontradiksi yaitu predikat tidak
sama dengan subyek, prinsip identitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar