Senin, 05 Oktober 2015

REFLEKSI 4, FILSAFAT ILMU

Selasa tanggal 29 september adalah pertemuan keempat  filsafat ilmu program studi pendidikan s2 matematika kelas A angkatan tahun 2015. Kuliah seperti biasa dilaksanakan pada pukul 11.10-12.50 digedung lama pascasarjana ruang 305B sebelum memulai perkuliahan seperti biasa bapak Prof.Dr Marsigit mempersilahkan kami untuk berdoa menurut kepercayaan kami masing-masing. Hari ini kami tidak melaksanakan perkuliahan sebagaimana biasanya, biasanya kami selalu dipersilahkan merekam perkataan beliau maka hari ini tidak. Beberapa dari kami sudah siap meletakkan hape dengan aplikasi rekaman menyala, namun beliau mengatakan hari ini tidak perlu direkam. Silahkan keluarkan kertas selembar dan jawab pertanyaan saya dengan singkat. Terlihat raut bingung dan cemas dari masing-masing kami. Kemudian bapak Prof. Dr Marsigit, M.A mulai membacakan pertanyaan beliau satu demi satu. Jumlah pertanyaan yang harus kami jawab ada sebanyak 50 soal. Setelah selesai menjawab kami dipersilahkan saling bertukar jawaban dengan teman yang ada disamping kami. Kemudian dipersilahkan menulis nama  korektor dibagian paling bawah kertas yang tersisa. Setelah beliau menyebutkan jawaban dari pertanyaan tersebut terbukti bahwa kami belum sepenuhnya paham mengenai filsafat. Jawaban-jawaban yang kami tuliskan terutama yang saya tuliskan lebih banyak menggunakan akal yang pasti daripada filsafat. Saya belum memperhatikan ruang dan waktunya. Hingga dari seluruh jawaban yang saya tuliskan dikertas tidak ada satupun yang benar dan saya mendapatkan nilai 0. Ternyata hal ini tidak hanya saya yang mengalaminya sebagian besar teman teman saya bahkan hampir semua mendapatkan nilai 0. Ini menjadi pukulan bagi saya. Bahwa saya harus mulai lebih mendalami filsafat dan lebih banyak membaca artikel beliau di blog beliau yang telah beliau tuliskan. Sehingga saya tidak hanya menjadi sebuah wadah yang kosong tanpa isi

Setelah melaksanakan Tanya jawab dengan kertas. Selanjutnya beliau memberikan penjelasan kuliah tambahan sebagai berikut, menurut semua agama dan menurut filsafat semua dzat itu adalah kuasa tuhan. Jika kita ingin hidup harmoni maka disesuaikan dengan kodrat tuhan. Hidup hanya dengan ikhtira saja atau hanya dengan tawakkal saja tentu tidak akan bisa. Spiritual ada potensi didalamnya harus ada keseimbangan antara ikhtiar dan tawakkal. Potensi hitam, potensi buruk jurusannya ke neraka. Hidup ini unsur dasarnya adalah fatal dan vital yaitu takdir. Yang sudah terjadi sekarang dan masa lampau itu adalah takdir tapi takdir belum tentu mengenai masa lampau. Hendaknya kita menjadi orang yang pandai bersyukur. Konsep adalah sifat-sifat yang terkandung didalam wadah dan isinya. Setiap apa yang aku pikirkan adalah sebuah wadah dan isinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar