Pengertian Variabel
Pengertian variabel yang
diambil dari wikipedia adalah berubah-ubah, tidak tetap. pengertian lainnya
adalah deklarasi sesuatu yang memiliki nilai bervariasi, kemudian dapat juga
didefiniskan sebagai hal yang berbeda beda dalam bahasa pemprograman yang
diwakili oleh simbol untuk variasi nilai tertentu.
Menurut F.N Kerlinger, variabel
adalah sebuah konsep. Konsep tersebut memiliki nilai yang bermacam-macam.
Variabel dapat merupakan sebuah konsep yang telah diubah, hal ini dilakukan
dengan memusatkan aspek tertentu dari variabel itu sendiri.
Menurut Freddy Rankuti,
pengertian variabel adalah sebuah konsep yang memiliki nilai yang bervariasi,
maka nilai variabel dapat dibedakan menjadi empat tingkatan skala, yaitu rasio,
ordinal, nominal dan internal.Menurut Sutrisno Hadi, definisi
variabel adalah variasi dari objek penelitian, seperti ukuran tinggi manusia
yang divariasikan menjadi tingkatan umur, kelamin bahkan lokasi tinggal manusia
tersebut. Pengertian variabel menurut Bagja Waluya:
Variabel adalah konsep yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap
eksperimen/penelitian (research). Variabel diartikan sebagai gejala yang
memiliki variasi. Menurut Tia Mutiara, Variabel adalah sesuatu yang menjadi
fokus perhatian (center of attention) atau pusat yang memberikan pengaruh
(effect) dan mempunyai nilai (value). Hal ini membuat variabel dapat berubah.Variabel
dapat disebut juga sebagai peubah. Objek penelitian yang dapat menentukan hasil
penelitian juga merupakan variabel. Pengertian Variabel menurut Robbin Pearson, bahwa variabel
adalah semua karakteristik umum yang dapat diukur (measurable) dan dapat
berubah dalam intensitas, keluasan atau keduanya.
Menurut Sugiarto, Definisi variabel adalah karakter yang
akan diobservasi dari unit amatan yang merupakan suatu pengenal atau atribut
dari sekelompok objek. Ciri dari variabel yang dimaksud adalah terjadinya
variasi antara objek yang satu dengan objek lainnya dalam kelompok
tertentu. Definisi Variabel menurut Eddy Soeryanto Soegoto, variabel
adalah objek penting (main object) dalam riset pemasaran. Hal ini penting
karena riset tidak dapat terlaksana tanpa adanya variabel.
Variabel juga dapat berarti sarana untuk memperoleh
pemahaman terhadap masalah (problem) yang sedang diteliti secara benar. Dengan
menggunakan variabel-variabel tertentu, peneliti menguji benar atau tidaknya
asumsi dan rumusan masalah yang sebelumnya sudah dibuat
Variabel dapat dibagi menjadi variabel kuantitatif dan
variabel kualitatif. Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi 2 kelompok,
yaitu variabel diskrit (discrete) dan variabel kontinu (continous).
Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah
sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan
variabel, kita akan mmeperoleh lebih mudah memahami permasalahan. Hal ini
dikarenakan kita seolah-olah seudah mendapatkan jawabannya. Biasanya bentuk
soal yang menggunakan teknik ini adalah soal counting (menghitung) atau
menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains, variable adalah bagian
penting yang tidak bisa dihilangkan.
Variable merupakan apa saja yang menjadi focus penelitian
yang nilainya berubah ubah yang diguanakan untuk mrnjawab permasalahan dari
peneliti
Macam Macam Variabel
1. Variabel Independen
(bebas). Variable ini sering disebut sebagai variabel predictor, variabel
pengaruh, kausa, variabel perlakuan, treatment, variabel risiko, stimulus, dan
juga dikenal sebagai variabel bebas dan variabel predictor.
Variabel ini merupakan variabel yang menjadi sebab
terjadinya perubahan atau mempengaruhi timbulnya variabel terikat (dependen).
Oleh karena itu, variabel ini disebut variabel bebas (independent). Variabel
bebas juga sering tuliskan dalam Structural Equation Modelling sebagai
variabel eksogen.
2. Variabel Dependen(terikat) sering
disebut sebagai variabel konsekuen, variabel kriteria, variabel pengaruh,
terikat, tergantung, dan variabel output.
Berbeda dengan variabel independet, variabel dependen dalam
SEM atau permodelan persamaan struktural, variabel independen juga dikenal
sebagai variabel indogen.
Alasan variabel dependen disebut variabel terikat adalah
karena setiap variabel independen akan mempengaruhi variabel terikat /
independen
Jenis variabelnya:
1. Variable tujuan
2. Variable
antara(intervening)
3. Variable moderator
Variable Moderator: Pengertian Variabel Moderator adalah
variabel yang berpengaruh baik itu memperkuat maupun memperlemah hubungan
(relation) antara variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel independen kedua merupakan nama lain untuk variabel
moderator.
Variabel Intervening
Pengertian variabel intervening adalah variabel yang secara
teoritis mempengaruhi hubungan (relation) antara variabel bebas dengan variabel
terikat, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel penyela/Antara yang terletak
diantara variabel bebas dan bariabel terikat, sehingga Variabel Bebas tidak
secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat.
Contoh :
Tinggi rendahnya pendapatan akan mempengaruhi secara tidak
langsung terhadap umur harapan hidup. Di sini ada variabel antaranya yaitu yang
berupa gaya hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup
terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
Pengertian variabel kontrol
Pengertian variabel kontrol adalah variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap
variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam
penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
KENAPA VARIABEL ITU PENTING KARENA MEMPENGARUHI PENELITIAN
DAN ANALISIS UNTUK MENGAMBIL KESIMPULAN DARI PERMASALAHAN
DIDALAM PENELITIAN:
1. Langkah awal
-
mendefinisikan variable
batasan : apa yang dimaksud (ditulis di bab 1)
contoh : PJBL, motivasi, self system
2. kaji variable (
pustaka, hasil riset)
-
menguatkan definisi
-
hal-hal yang terkait apa saja
-
indikator
-
simpulkan yang akan digunakan
3. menyusun kisi-kisi
instrument
contoh kisi- kisi HOTS:
Variable
|
indikator
|
Sumber data
|
instrument
|
HOTS
|
1novelty
2kontekstual
3problem solving
4divergen
5
6
7
8
9
10
11
|
siswa
|
Tes: 1. Pilihan ganda
2. menjodohkan
3. betul salah
4. uraian
|
Variabelnya apa, definisi variable apa, dihubungkan dengan
kajian pustaka, inddikatornya apa saja
TUGAS
1. Analisis Kesulitan Siswa
dalam Pemecahan Masalah matematika berdasarkan dari kemampuan berpikir kritis
dan Penalaran matematis siswa
A. Variable bebas :
1. Pemecahan Masalah, Menurut
Skeel Problem Solving adalah suatu proses dimana individu mengidentifikasi
suatu situasi bermasalah, memformulasikan ekspansi tentatif atau hipotesis,
memverifikasi hipotesis tentatif tersebut dengan mengumpulkan dan mengevaluasi
data, dan menyatakan kembali hipotesis hingga menjadi suatu generalisasi.
Indikator : pengukuran kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa mengacu pada tahap-tahap pemecahan masalah menurut Polya,
dengan penjabaran indikator sebagai berikut:
a. Memahami Masalah
1)
Mengidentifikasi informasi yang diketahui dari soal
2)
Mengidentifikasi apa yang ditanyakan dari soal
b. Merencanakan penyelesaian masalah
1) Menentukan
cara penyelesaian yang sesuai
2) Menggunakan
informasi yang diketahui untuk mengembangkan informasi baru
c. Melaksanakan Rencana
1) Mensubstitusi
nilai yang diketahui dalam cara penyelesaian yang digunakan
2)
Menghitung penyelesaian masalah
d. Mengecek kembali
B. Variable terikat :
1. Kemampuan berpikir kritis adalah Menurut Iskandar (2009)
Kemampuan berpikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan
kreatif, yang berorientasi pada suatu proses intelektual yang melibatkan
pembentukan konsep (conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai
informasi yang terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan,
pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan
(kepercayaan) dan tindakan. Berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia
yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.
(http://www.kajianteori.com/2014/02/pengertian-kemampuan-berpikir-kritis.html)
Indikator :
Menurut Ennis (dalam Hassoubah, 2004), berpikir kritis
adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan
keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Oleh karena itu,
indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis
siswa sebagai berikut :
(1). Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan.
(2). Mencari alasan.
(3). Berusaha mengetahui informasi dengan baik.
(4). Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan
menyebutkannya.
(5). Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan.
(6). Berusaha tetap relevan dengan ide utama.
(7). Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar.
(8). Mencari alternatif.
(9). Bersikap dan berpikir terbuka.
(10). Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk
melakukan sesuatu.
(11). Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan.
(12). Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan
bagian-bagian dari keseluruhan masalah. Indikator kemampuan berpikir kritis
yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 1 adalah mampu merumuskan pokok-pokok
permasalahan. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 3, 4, dan 7
adalah mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu
masalah. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 2, 6, dan 12
adalah mampu memilih argumen logis, relevan dan akurat. Indikator yang diturunkan
dari aktivitas kritis no. 8 dan 10, dan 11 adalah mampu mendeteksi bias
berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda. Indikator yang diturunkan dari
aktivitas kritis no. 5 dan 9 adalah mampu menentukan akibat dari suatu
pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan. Beyer (dalam Hassoubah, 2004)
mengatakan bahwa keterampilan berpikir kritis meliputi beberapa kemampuan
sebagai berikut :
(1) Menentukan kredibilitas suatu sumber.
(2) Membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan.
(3) Membedakan fakta dari penilaian.
(4) Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak
terucapkan.
(5) Mengidentifikasi bias yang ada.
(6) Mengidentifikasi sudut pandang.
(7) Mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung
pengakuan.
Sementara itu Ellis (dalam Rosyada, 2004) mengemukakan bahwa
keterampilan berpikir kritis meliputi kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
(1). Mampu membedakan antara fakta yang bisa diverifikasi
dengan tuntutan nilai.
(2). Mampu membedakan antara informasi, alasan, dan tuntutan-tuntutan
yang relevan dengan yang tidak relevan.
(3). Mampu menetapkan fakta yang akurat.
(4). Mampu menetapkan sumber yang memiliki kredibilitas.
(5). Mampu mengidentifikasi tuntutan dan argumen-argumen
yang ambiguistik.
(6). Mampu mengidentifikasi asumsi-asumsi yang tidak
diungkapkan.
(7). Mampu menditeksi bias.
(8). Mampu mengidentifikasi logika-logika yang keliru.
(9). Mampu mengenali logika yang tidak konsisten.
(10). Mampu menetapkan argumentasi atau tuntutan yang paling
kuat.
Nickerson (dalam Schfersman,1991) seorang ahli dalam
berpikir kritis menyampaikan ciri-ciri orang yang berpikir kritis dalam hal
pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kebiasaan dalam bertindak sebagai berikut:
(1). Menggunakan fakta-fakta secara mahir dan jujur.
(2). Mengorganisasi pikiran dan mengartikulasikannya dengan
jelas, logis atau masuk akal.
(3). Membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada
logika yang valid dengan logika yang tidak valid.
(4). Mengidentifikasi kecukupan data.
(5). Memahami perbedaan antara penalaran dan rasionalisasi.
(6). Mencoba untuk mengantisipasi kemungkinan konsekuensi
dari berbagai kegiatan.
(7). Memahami ide sesuai dengan tingkat keyakinannya.
(8). Melihat similiritas dan analogi secara tidak dangkal.
(9). Dapat belajar secara independen dan mempunyai perhatian
yang tak kunjung hilang dalam bekerjanya.
(10). Menerapkan teknik problem solving dalam domain lain
dari yang sudah dipelajarinya.
(11). Dapat menyusun representasi masalah secara informal ke
dalam cara formal seperti matematika dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah.
(12). Dapat menyatakan suatu argumen verbal yang tidak
relevan dan mengungkapkan argumen yang esensial.
(13). Mempertanyakan suatu pandangan dan mempertanyakan
implikasi dari suatu pandangan. (14). Sensitif terhadap perbedaan antara
validitas dan intensitas dari suatu kepercayaan dengan validitas dan intensitas
yang dipegangnya.
(15). Menyadari bahwa fakta dan pemahaman seseorang selalu
terbatas, banyak fakta yang harus dijelaskan dengan sikap non inquiri.
(16). Mengenali kemungkinan keliru dari suatu pendapat,
kemungkinan bias dalam pendapat, dan mengenali bahaya dari pembobotan fakta
menurut pilihan pribadi.
Selain itu, Gokhale (1995) dalam penelitiannya yang berjudul
Collaborative Learning Enhances Critical Thinking menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan soal berpikir kritis adalah soal yang melibatkan analisis,
sintesis, dan evaluasi dari suatu konsep. Cotton (1991), menyatakan bahwa
berpikir kritis disebut juga berpikir logis dan berpikir analitis. Selanjutnya
menurut Langrehr (2006), untuk melatih berpikir kritis siswa harus didorong
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut :
(1) Menentukan konsekuensi dari suatu keputusan atau suatu
kejadian;
(2) Mengidentifikasi asumsi yang digunakan dalam suatu
pernyataan;
(3) Merumuskan pokokpopok permasalahan;
(4) Menemukan adanya bias berdasarkan pada sudut pandang
yang berbeda;
(5) Mengungkapkan penyebab suatu kejadian;
(6) Memilih fakor-faktor yang mendukung terhadap suatu
keputusan Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan dirumuskan
pengertian kemampuan berpikir kritis matematika yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut : Kemampuan berpikir kritis mencakup:
(1) Kemampuan mengidentifikasi asumsi yang diberikan;
(2) Kemampuan merumuskan pokok-pokok permasalahan;
(3) Kemampuan menentukan akibat dari suatu ketentuan yang
diambil;
(4) Kemampuan mendeteksi adanya bias berdasarkan pada sudut
pandang yang berbeda;
(5) Kemampuan mengungkap data/definisi/teorema dalam
menyelesaikan masalah;
(6) Kemampuan mengevaluasi argumen yang relevan dalam
penyelesaian suatu masalah.
(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195101061976031-TATANG_MULYANA/File_24_Kemampuan_Berpikir_Kritis_dan_Kreatif_Matematik.pdf)
2.Kemampuan Representasi Matematis NCTM (2000)
mendefinisikan sebagai berikut, “Representation is central to the study of
mathematics. Students can develop and deepen their understanding of
mathematical concepts and relationships as they create, compare, and use
various representations. Representations such as physical object, drawing,
chart, graphs, and symbols also help students communicate their thinking”.
(http://thsumantri.blogspot.co.id/2014/05/kemampuan-siswa-representasi-matematis.html)
Indikator :
Indikator Kemampuan Representasi Matematis (menurut
Mudzakir)
No
|
Representasi
|
Bentuk-Bentuk Operasional
|
1
|
Representasi Visual
a) Diagram table atau
grafik
|
•
Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu representasi ke
representasi diagram, grafik, atau table
•
Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah
|
b) Gambar
|
• Membuat
gambar pola-pola geometri
•
Membuat gambar untuk memperjelas masalah dan memfasilitasi
penyelesaiannya
|
|
2
|
Persamaan atau ekspresi matematis
|
• Membuat
persamaan atau model matematika dari representasi lain yang diberikan
• Membuat
konjektur dari suatu pola bilangan
•
Menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematis
|
3
|
Kata-kata atau teks tertulis
|
• Membuat
situasi masalah berdasarkan data atau representasi yang diberikan
•
Menuliskan interpretasi dari suatu representasi
•
Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika dengan kata-kata
• Menyusun
cerita yang sesuai dengan suatu representasi yang disajikan
• Menjawab
soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis
|
2. Pengembangan
perangkat pembelajaran matematika SMP berupa Lembar Kerja Siswa berbasis
saintifik berorientasikan kemampuan penalaran dan komunikasi siswa
A. Variabel Bebas
-
Pengembangan perangkat pembelajaran matematika SMP berbasis saintifik:
Menurut Andi Rusdi Pengembangan perangkat pembelajaran
adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu
perangkat pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada (https://anrusmath.wordpress.com/2008/08/16/pengembangan/).
Sedangkan didalam penelitian ini menggunakan metode saintifik
Indikator pengembangan LKS:
Menurut Repository Universitas Pendidikan Nasional
A. Berdasarkan isinya
• Lembar Kerja Siswa yang
berisi narasi dan gambar yang diberi keterangan- keterangan.
• Lembar Kerja Siswa yang
berisi gabungan antara narasi dan gambar-gambar yang diberi keterangan.
B. Berdasarkan langkah kerja
• Lembar Kerja Siswa
resep yaitu sistematika langkah kerja ditulis secara terperinci.
• Lembar Kerja Siswa non
resep yaitu langkah kerjanya ditulis dengan pertanyaan-pertanyaan pengarah.
C. Berdasarkan metode
• Lembar Kerja Siswa
eksperimen yaitu dijadikan pedoman untuk melakukan eksperimen dan dapat memuat
semua jenis ketrampilan proses .
• Lembar Kerja Siswa non
eksperimen yaitu dijadikan pedoman untuk memahami konsep atau prinsip tanpa
memuat eksperimen dan hanya memuat ketrampilan proses tertentu.
Karakteristik Saintifik :
a.Berorientasi pada siswa
Prinsip belajar adalah oleh siswa, dari siswa dan untuk
siswa. Dalam hal ini, guru mengupayakan bagaimana siswa mengenal, mengolah,
menerima, dan mengkomunikasikan informasi belajar.
b.Mengembangkan potensi siswa
Melalui pendekatan saintifik, siswa dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya terutama berfikir ilmiah dengan menerapkan kemampuan
mengamati, bertanya, menganalisa, menalar dan mengkomunikasikan hasil
belajarnya.
c.Meningkatkan motivasi belajar
Siswa akan termotivasi belajar jika tercipta suasana
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berlaku seolah-olah sebagai saintis
muda. Fenomena alam dan sosial dalam materi dan informasi belajar akan menarik
perhatiannya untuk diamati, ditelaah dan digeneralisasi sehingga terjawab
pertanyaan apa dan mengapa terhadap fenomena tersebut. Baca juga:Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa
d.Mengembangkan sikap dan karakter siswa
Sumber dan informasi belajar yang diamati dan dikenal siswa
akan mengubah sikap dan karakter siswa ke arah yang lebih baik. Perilaku dan
kebiasaan buruk akan merugikan orang lain dan diri sendiri. Manusia adalah
makhluk social dan tak mungkin hidup sendiri sehingga perlu bersosialisasi
dengan lingkungan alam dan sosial dengan baik dan santun. Baca: Pendidikan Karakterdi Sekolah
e.Meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan hasil belajar
Kemampuan mengkomunikasikan hasil temuan belajar sangat
penting bagi siswa. Ini hal tersulit yang sering dialami oleh siswa. Oleh sebab
itu pembiasaan dan latihan secara berangsur-angsur perlu dilakukan oleh siswa
melalui pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
http://www.matrapendidikan.com/2014/06/karakteristik-pendekatan-saintifik.html
Variable Terikat
1. Kemampuan Penalaran matematis
adalah kemampuan untuk menghubungkan antara ide-ide atau objek-objek
matematika, membuat, menyelidiki dan mengevaluasi dugaan matemati, dan
mengembangkan argument-argumen dan bukti-bukti matematika untuk meyakinkan diri
sendiri dan orang lain bahwa dugaan yang dikemukakan adalah benar (Tesis
Subanindro 2012)
Indikator :
Sumarmo (2002) memberikan indikator kemampuan yang termasuk
pada kemampuan penalaran matematika, yaitu sebagai berikut:
- Membuat
analogi dan generalisasi
- Memberikan
penjelasan dengan menggunakan model
-
Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematika
- Menyusun
dan menguji konjektur
- Memeriksa
validitas argumen
- Menyusun
pembuktian langsung
- Menyusun
pembuktian tidak langsung
- Memberikan
contoh penyangkal
-
Mengikuti aturan enferensi
2. Kemampuan Komunikasi
matematis adalahKemampuan menggunakan Bahasa matematika untuk menyatakan
ide-ide matematika secara benar mengevaluasi ide-ide matematika yang
disajikandan strategi yang dipakai orang lain , dan menyampaikan ide-ide atau
argumen-argumen matematika secara logis dan jelas. (Tesis Subanindro 2012)
Indikator kemampuan komunikasi matematis:
Kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat dari
kemampuan berikut :
1. Menghubungkan benda nyata,
gambar, dan diagram ke dalam idea matematika.
2. Menjelaskan idea, situasi,
dan relasi matematik, secara lisan dan tulisan dengan bendanyata, gambar,
grafik dan aljabar
3. Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
4. Mendengarkan, berdiskusi,
dan menulis tentang matematika
5. Membaca dengan
pemahaman suatu presentasi Matematika tertulis
6. Membuat konjektur, menyusun
argumen, merumuskan definisi dan generalisasi
7. Menjelaskan dan membuat
pertanyaan matematika yang telah dipelajari
https://www.academia.edu/8563333/INDIKATOR_KEMAMPUAN_MATEMATIS
3. keefektifan metode
pembelajaran discovery learning ditinjau dari prestasi belajar dan kepercayaan
diri siswa
A. Variabel bebas
Metode Pembelajaran discovery Learning adalah metode
mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh
pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan,
sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam
pembelajaran discovery(penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri
karakteristiknya:
ciri utama belajar menemukan yaitu, (1) mengeksplorasi dan
memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi
pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk
menggabungkanpengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
B. Variable Terikat
-
(Pritchard & woollard dalam Tesis Mahrita Julia Hapsari, 2012) Prestasi
belajar merupakan hasil dari pengajaran yang lebih efektif dan pembelajaran
yang dihasilkan dari tindakan positif guru dalam memberikan motivasi.
-
Prestasi Belajar adalah hasil belajar belajar siswa sebagai efek dari penerapan
yang diketahui melalui tes. (Tesis Mahrita Julia Hapsari 2012)
Indikator:
Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi
Ranah/Jenis Prestasi
|
Indikator
|
Cara Evaluasi
|
A. Ranah Kognitif
|
||
1. Pengamatan
|
1. dapat menunjukkan
2. dapat membandingkan
3. dapat menghubungkan
|
1. tes lisan
2. tes tertulis
3. observasi
|
2. Ingatan
|
1. dapat menyebutkan
2. dapat menunjukan kembali
|
1. tes lisan
2. tes tertulis
3. observasi
|
3. Pemahaman
|
6. dapat menjelaskan
7. dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri
|
1. tes lisan
2. tes tertulis
|
Ranah/Jenis Prestasi
|
Indikator
|
Cara Evaluasi
|
3. Pemahaman
4. Penerapan
5. Analisis (pemeriksaan dan
pemilahan secara teliti)
6. Sintesis (membuat panduan
baru dan utuh)
|
1. dapat menjelaskan
2. dapat mendefinisikan
dengan lisan sendiri
1. dapat memberikan
contoh
2. dapat menggunakan
secara tepat
1. dapat menguraikan
2. dapat mengklasifikasikan
1. dapat menghubungkan
2. dapat menyimpulkan
3. dapat menggeneralisasi
|
1. tes lisan
2. tes tertulis
1. tes tertulis
2. pemberian
tugas
3. observasi
1. tes tertulis
2. pemberian tugas
1. tes tertulis
2. pemberian tugas
|
B. Ranah Rasa/Afektif
|
||
1. Penerimaan
|
1. menunjukan sikap menerima
2. menujukan sikap menolak
|
1. tes tertulis
2. tes skala sikap
3. observasi
|
2. Sambutan
|
1. kesediaan berpartisipasi/
Terlibat
2. kesediaan memanfaatkan
|
1. tes tertulis
2. tes skala sikap
3. observasi
|
3. Apresiasi (sikap menghargai)
4. Internalisasi (pendalaman)
5.Karakteristik (penghayatan)
|
1. menganggap penting dan
bermanfaat
2. menganggap indah dan
harmonis
3. mengagumi
1. mengakui dan meyakini
2. mengingkari
1. melembagakan atau
meniadakan
2. menjelmakan dalam
pribadi dan perilaku
sehari-hari
|
1. tes skala
penilaian/sikap
2. pemberian tugas
3. observasi
1. tes skala sikap
2. pemberian tugas
ekspresif (yang
menyatakan sikap)
dan proyektif (yang
menyatakan
perkiraan ramalan)
3. observasi
1. pemberian tugas
ekspresif dan proyektif
2. observasi
|
Ranah/Jenis Prestasi
|
Indikator
|
Cara Evaluasi
|
C. Ranah Karsa/Psikomotor
|
||
1. Keterampilan
bergerak dan bertindak
|
1. mengkoordinasikan
gerak mata, tangan, kaki
dan anggota tubuh
lainnya
|
1. observasi
2. tes tindakan
|
2. Kecakapan ekspresi
verbal dan nonverbal
|
1. mengucapkan
2. membuat mimik dan
gerakan jasmani
|
1. tes lisan
2. observasi
3. tes tindakan
|
http://stitattaqwa.blogspot.co.id/2014/01/indikator-dan-batas-minimal-prestasi.html
-
Kepercayaan Diri adalah sebuah keyakinan yaitu pemahaman dan perasaan individu
yang membentuk cara dan konsep individu terlibat dalam perilaku matematika atau
pembelajaran matematika (Tesis Mahrita Julia Hapsari 2012)
Indikator kepercayaan diri:
-
beberapa indikator kepercayaan diri:
-
Tampil Percaya Diri
-
Bekerja sendiri tanpa perlu supervisi, mengambil keputusan tanpa perlu
persetujuan orang lain.
-
Bertindak Independen
-
Bertindak di luar otoritas formal agar pekerjaan bisa terselesaikan dengan
baik, namun hal ini dilakukan demi kebaikan, bukan karena tidak mematuhi
prosedur yang berlaku.
-
Menyatakan Keyakinan atas Kemampuan Sendiri
- Menggambarkan dirinya sebagai seorang
ahli, seseorang yang mampu mewujudkan sesuatu menjadi kenyataan, seorang
penggerak, atau seorang narasumber. Secara eksplisit menunjukkan kepercayaan
akan penilaiannya sendiri. Melihat dirinya lebih baik dari orang lain.
-
Memilih Tantangan atau Konflik
- Menyukai tugas-tugas yang menantang
dan mencari tanggung jawab baru. Bicara terus terang jika tidak sependapat
dengan orang lain yang lebih kuat, tetapi mengutarakannya dengan sopan.
Menyampaikan pendapat dengan jelas dan percaya diri walaupun dalam situasi
konflik.
diambil dari (http://www.e-jurnal.com/2014/03/indikator-rasa-percaya-diri.html)
Akan lebih baik jika melakukan kajian dari berbagai literatur, mengambil sari-sarinya, lalu menyusun definisi konseptual, dan dirinci menjadi indikator-indikator secara mandiri. Dengan demikian maka kita akan memiliki keleluasaan dalam menyusun instrumen kedepannya.
BalasHapus