Selasa
tanggal 10 november kembali kami belajar
matakuliah filsafat ilmu program studi
pendidikan s2 matematika kelas A angkatan tahun 2015. Kuliah seperti biasa
dilaksanakan pada pukul 11.10-12.50 digedung lama pascasarjana ruang 305B
sebelum memulai perkuliahan seperti biasa bapak Prof.Dr Marsigit mempersilahkan
kami untuk berdoa menurut kepercayaan kami masing-masing.
Hari
ini perkuliahan akan membahas mengenai unsur unsur yang terdapat pada objek filsafat
yaitu yang ada dan yang mungkin ada. Unsur-unsur yang menjadi ciri khas dan
yang menjadi pembeda antara objek filsafat yang ada dan objek filsafat yang
mungkin ada. Yang difikirkan dalam objek filsafat adalah tentang sifatnya.
Sifat-sifat yang sudah di reduksi, sifat-sifat yang kita lihat strukturnya
walaupun bermilyar pangkat semilyarpun kita tidak akan mampu atau tidak akan
selesai untuk menyebutkannya. Begitu juga dengan kehidupan manusia yang pada
hakekatnya juga merupakan suatu reduksi atau pilihan yaitu pilihan Tuhan.
Sifat-sifat yang kita fikirkan itu tergantung dari tujuan hidup apa yang akan
kita bangun, entah membangun rumah tangga, kepercayaan, agama ataupun membangun
hal yang lain.
Yang
dimaksud dengan tetap seperti kecil, besar, tua, muda. Sedangkan yang dimaksud
dengan berubah adalah dari saat ke saat atau dari waktu ke waktu.Sehebat-hebat
metode yang diterapkan oleh guru di dalam pembelajaran adalah menegnai
indicator, adanya indikator yaitu menuju ke arah lebih baik. Suatu pikiran
menjadi akan menjadi ilmu dengan syarat yang penting konsisten. Contohnya: alien
jika ditambahkan dengan alien maka akan tetap berupa alien. Dan identitas alien adalah Alien itu sendiri
(tidak peduli makna dari alien itu sendiri). Konkret merupakan
antitesis dari abstrak. Real merupakan antitesis dari absolute. Contoh
analitik adalah proses seseorang yang akan berkeluarga. Misalnya bermula berkenalan,
mencinta, bertemu dengan keluarga, jadian melamar sehingga nantinya menuju
suatu proses pernikahan. Benda-benda sintetik di dunia ini ada 3, yaitu Saling
terhubung, Berlaku hukum sebab akibat, Masuk dunia persepsi dan dapat
dipersepsi. Contoh dari a priori adalah dokter umum yang tidak perlu secara
langsung menangani pasiennya (cukum mengetahui gejala-gejala yang dirasakan
pasien) sudah bisa menentukan resep obatnya. Sedangkan contoh dari a posteriori
adalah dokter hewan yang harus secara langsung menangani pasien (harus diraba,
harus disentuh) agar dapat mengehaui penyakit dari hewan tersebut. Pada abad ke
15 terjadilah pertempuran hebat antara Renedecartes dan Divio. Saling
menyalahkan dengan berpegang tegung pada pemikiran masing-masing. Renedecartes
yang teguh dengan pemikiran bahwa ilmu harus berdasarkan pada rasio sedangkan
Dividio juga teguh dengan pemikirannya bahwa ilmu harus berdasar kepada
pengalaman/empiris. Kemudian datanglah penengah antara keduanya yaitu Immanuel
Kant pada tahun 1671 yang berpendapat bahwa antara rasio dan empiris sama-sama
benar tetapi juga salah karena mengabaikan yang lain. Rasio mengabaikan empiris
dan empiris juga mengabaikan rasio. Pendapat Immanuel Kant yaitu The Critic of
Pure Reason yang menghasilkan “ Sintetik A priori “ yang artinya terapkanlah
apa yang menjadi fikiranmu dan fikirkanlah apa yang menjadi pengalamanmu. Dewa merupakan
transenden bagi daksa, Subjek adalah transenden bagi objek, Pemimpin adalah
transenden bagi yang dipimpin. Contohnya ketika bapak menjelaskan bahwa
sekarang beliau mengguanakan pakaian berwarna kuning. Namun warna kuning
tersebut tidak bisa diidentikkan dengan bapak marsigit.
Berdasarkan
pada sejarah pada zaman dahulu tentang gereja yang menganut teori bahwa kami
adalah pusat alam semesta (geosentris menuju heliosentris). Munculnya revolusi
Copernicus yang menyelidiki, menulis dan menyembunyikan serta membantah adanya
suatu daya besar pada gereja serta adanya saintifik yang dipakai dalam gereja.
Adanya anggapan bahwa hidup kita selamanya tidak akan pernah sama karena setiap
hari bumi bergeser dengan berputar mengelilingi matahari. Kemudia muncullah
orang baru yaitu Auguste Comte yang menentang sema pendapat baik Renedecartes
maupun Dividio. Dia menganggap bahwa pendapat-pendapat mereka tidak ada artinya
di dalam membangun dunia. Menurut Comte, membangun dunia berlandaskan pada
agama itu tidak logis atau irrasional. Membangun dunia harus dengan
rasionalyaitu dengan saintifik. Contoh fenomena Comte adalah memilih dunia
daripada akherat seperti melupakan ibadah karena keasyikan dengan permainan
atau aplikasi di dalam handphone. Contoh lainnya adalah penggunaan alat-alat
modern lainnya seperti sepeda motor, mobil. Sesungguhnya kita pun tidak mapun
untuk menghindari fenomena Comte.
Mengenai
kurikulum yang akan diterapkan di Indonesia yaitu Kurikulum 2013 struktur
Indonesia memiliki 4 dimensi yaitu dari
material, formal, normatif dan berakhir pada spiritual. Keempat dimensi ini
dapat digunakan untuk menembus ruang dan waktu ditopang oleh ilmu-ilmu dasar
yaitu Matematika, Fisika, Kimia. Namun kenyataan yang ada di Indonesia,
Indonesia terjepit (Cita-cita bangsa Inodonesia besar tetapi terjepit oleh
industrialisasi negara Barat). Tingkatan kehidupan dari zaman dahulu adalah
Tradisional, Feodal, Modern, Pos Modern, Pos Pos Modern dan sekarang adalah
Powernow atau Kontemporer. Kehidupan manusia terkontaminasi atau dibawah
pengaruh kehidupan powernow seperti kapitalisme, pragmatisme, utilitarian,
hedonisme, materialisme dan liberalism. Dalam mempelajari filsafat, kita
ibarat ikan yang berenang pada kolam yang sudah tercemar oleh limbah Powernow
yaitu ada ikan yang hidup, ada juga yang mati. Seperti yang diibaratkan oleh
para sufi ketika melihat t orang-orang yang masih hidup di dunia namun di dalam
hidupnya tidak pernah ada doa/ tidak pernah berfikir maka itu termasuk mayat
hidup. Saintifik merupakan fenomena menajam di dalam dunia filsafat. Sedangkan
hermeneutika hidup itu terdapat tiga fenomena yaitu meningkat/naik, mendatar
dan menajam. Jika hanya menerapkan saintifik di dalam dunia pendidikan makabaru
1/3 dari hidup atau 1/3 dari dunia yang akan dicapai. Untuk mengerti dan faham tentang
pengembangan kurikulum 2013 pun kita harus mengetahui peta dunia yang terdiri
dari industrial, humanisme, tegnological, pragmatis, progesif dan public.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar